Sabtu, 07 Juni 2014

Resensi Film Perahu Kertas 1



RESENSI FILM PERAHU KERTAS 1

Judul Resensi : Perasaan yang Saling Terhalang






Data / Identitas Film :          
Judul Film          : Perahu Kertas 1
Sutradara            : Hanung Bramantyo
Penulis Naskah   : Dewi ‘Dee’ Lestari
Produser             : Chand Parwez Servia, Putut Widjanarko
Pemeran             :
Musik                 : Andhika Triyadi
Sinematografi     : Faozan Rizal
Penyunting         : Cesa David Luckmansyah
Studio                :


Distributor          :

Tanggal Rilis      : 16 Agustus 2012
Durasi                 : 107 menit
Negara                : Indonesia
Bahasa                : Indonesia
Produksi             : Starvision Plus, Bentang Pictures, Dapur Film Indonesia (2012)

Pembukaan
Perahu Kertas merupakan sebuah film yang diangkat dari novel best seller karya Dewi ‘Dee’ Lestari. Kisah tentang kejujuran hati, keterbukaan perasaan, tapi terhalang oleh perasaan yang lain. Perasaan-perasaan yang tumbuh tanpa cinta, saling membohongi, dan saling berpura-pura. Dibintangi oleh Maudy Ayunda sebagai Kugy, Adipati Dolken sebagai Keenan, Reza Rahadian sebagai Remi, Elyzia Mulachela sebagai Luhde, dan Kimberly Ryder sebagai Wanda. Perahu Kertas disutradarai oleh Hanung Bramantyo, salah seorang sutradara film Indonesia yang dikenal seringkali mampu memadukan unsur kualitas dengan nilai jual komersial pada setiap karyanya.
Isi
Perahu Kertas mengisahkan pasang surut hubungan dua anak manusia, yaitu Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken). Kugy sendiri diperkenalkan kepada Keenan oleh dua sahabatnya, Noni (Sylvia Fully R) dan Eko (Fauzan Smith), ketika mereka menjemput Keenan sepulangnya pemuda tersebut dari masa belajarnya di negara Belanda. Kisah cinta Kugy dan Keenan tidak lantas berjalan dengan mulus. Ketika pertama kali bertemu, Kugy sedang menjalin kasih dengan Ojos (Dion Wiyoko), pria tampan yang telah ia pacari semenjak masa Sekolah Menengah Atas.  Keenan sendiri juga sempat dekat dengan seorang gadis cantik bernama Wanda (Kimberly Ryder). Kugy dan Keenan sama-sama saling menyukai. Keduanya mungkin sama-sama menyadari hal itu. Namun keduanya tidak pernah benar-benar saling menyatakan perasaannya.
Kisah bermula ketika mereka berdua kuliah di Bandung. Kugy, yang bercita-cita ingin menjadi penulis dongeng, kuliah di Fakultas Sastra.

Kugy adalah seorang gadis tomboy, periang, dan yang percaya bahwa dirinya adalah agen Dewa Neptunus. Kugy selalu memiliki "ritual" unik, yaitu menulis setiap curahan hatinya ke selembar kertas, yang lalu dibuatnya menjadi perahu untuk kemudian dihanyutkan ke air. Meskipun sekilas dia gadis periang yang ceroboh, namun dia memiliki pemikiran yang dewasa.


Keenan, pelukis muda berbakat, dipaksa untuk kuliah di Fakultas Ekonomi oleh ayahnya. Bersama dengan sahabat Kugy sejak kecil, Noni (Sylvia Fully R), serta pacar Noni, yakni Eko (Fauzan Smith), yang juga adalah sepupu Keenan, mereka berempat menjadi geng kompak.


Dari yang semula saling mengagumi, Kugy dan Keenan diam- diam saling jatuh cinta.
Tapi berbagai hal menghalangi mereka. Tak hanya itu, persahabatan Kugy dan Noni pecah ketika Kugy tidak datang pada pesta ulang tahun Noni yang diadakan di rumah Wanda demi menjaga hatinya.


Keenan akhirnya pergi ke rumah Pak Wayan (Tyo Pakusadewo), seorang pelukis teman lama Lena, sekaligus mentor Keenan melukis. Dalam suasana hati yang gundah, kreatifitas melukis Keenan buntu, tetapi Luhde (Elyzia Mulachela), keponakan Pak Wayan, berhasil mengembalikan semangat Keenan.

Seorang kolektor langganan galeri Wayan bernama Remi (Reza Rahadian) menjadi pembeli pertama. Ingin cepat meninggalkan Bandung dan lingkungan lamanya, Kugy berjuang untuk lulus cepat. Begitu lulus sidang, kakak Kugy yang bernama Karel (Ben Kasyafani) membantu agar Kugy magang di biro iklan bernama AdVocaDo milik temannya, yaitu Remi. Prestasi kerja Kugy cemerlang, dan menarik perhatian Remi.


            Pada tahun 2004, ibu Keenan datang ke Bali menemui Keenan untuk memberitahu kondisi ayahnya yang sedang kritis. Kemudian Keenan memutuskan untuk pulang ke Jakarta dan sebelum pergi, ia berjanji kepada Luhde bahwa ia akan kembali ke Bali setelah ayahnya sembuh.
            Di Bandung, Noni dan Eko berkemas, membereskan barang-barang mereka untuk di bawa ke Jakarta. Saat sedang berkemas, Noni menemukan sebuah kotak yang berisi sebuah buku dan surat di dalamnya. Setelah membaca surat tersebut, ia sadar bahwa ternyata Kugy menyukai Keenan, dan itulah alas an mengapa Kugy tidak menghadiri pesta ulang tahunnya. Kemudian mereka pun bergegas pergi ke Jakarta untuk menemui Kugy dan Keenan.
            Beberapa tahun kemudian, secara tak sengaja Kugy dan Keenan bertemu lagi di pernikahan Noni dan Eko. Mereka kembali dekat. Dan sekali lagi, hubungan mereka terbatasi oleh cerita-cerita lain, oleh hati Remi dan Luhde. Perahu Kertas ini menggambarkan hubungan Kugy dan Keenan yang lebih dewasa. Bahwa meskipun mereka saling membutuhkan, namun keduanya telah memilih hati orang lain. Mereka harus menjalankan pilihan itu dengan tulus.

            Film ini merupakan Perahu Kertas season pertama. Jika anda penasaran dengan kelanjutan dari kisah cinta mereka, silahkan tonton sendiri ya Perahu Kertas season ke duanya. ^_^

Kelebihan & Kekurangan
Kelebihan :
  • Setiap karakter yang hadir di dalam cerita mampu digambarkan dengan cukup baik.
  • Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari film ini.
  • Penampilan pemerannya sangat menjiwai karakter yang diperankan. 
  • Film ini sangat bagus dan menarik. Dimana dalam ceritanya mengangkat tema persahabatan.

Kekurangan :
  • Terdapat salah satu bagian konflik yang terkesan menarik sementara bagian lainnya terasa datar akibat konflik yang muncul dari sisi kehidupan pribadi masing-masing karakter terlalu banyak yang pada akhirnya justru memecah perhatian penonton.
  • Film ini terbagi menjadi dua season sehingga membuat penonton harus menunggu season berikutnya.
  • Akhir ceritanya kurang jelas, masih menggantung sehingga menimbulkan rasa penasaran bagi para penontonnya. 

Penutup
Film Perahu Kertas ini memberi pelajaran kepada kita bahwa setiap manusia memiliki takdir hidupnya masing-masing dan usaha keraslah yang mengantar takdir itu ke tangan kita. Oleh karena itu, kita harus menjadi pribadi-pribadi yang percaya diri akan cita-cita yang kita impikan.